Khamis, 8 Julai 2010

Reflection on Micah


Reading through the book of Micah makes me to think about the righteousness of God. Before I give my reflection on this book I want give the outline and overview of the book. Many have been given the outline and there are different outlines. For me I will divide it into three part which is 1) Promotes Confession (Micah 1-2), 2) Fosters Responsibility (Micah 3-5), and 3) Demands Commitment (6-7). In the first section it is about Micah convincingly points out the connection between the pain Israel suffer with their sinful and wayward ways because they broke the covenant (disobey the Torah). In the second section is about Micah persuades the Israelites to accept responsibility for their difficult situation and to understand where it will lead to if they do not change. He encourages them to adopt God’s ways to find hope. He asked them to come back to the Lord through the Torah. And the last section is about Micah puts a clear assignment before them which helps them to evaluate how they are doing. He summarizes the terrible consequences of continuing in their evil behavior and again paints the hope of those who find compassion with God. He asked them of their final answer which is to obey the Lord or to continue disobey him.

As a Christ follower so many lessons I got from the whole book. Among them are these: Our need to understand Godliness. Godliness put simply is for us daily to be overflowing with spiritual fruit. Micah 6: 8 declares,

“He has showed you O man what is good. And what does the LORD require of you? To act justly and to love mercy and to walk humbly with your God.”

As Christ followers we are to adopt these four defining virtues of Christian living: justice; mercy, humility and faithfulness. We are take faithful steps to Holiness. Holiness is depending on God ways and resources while turning from our own. Chapter 5: 10-15 says,

In that day, declares the LORD, I will dectroy your horses from among you and demolish your chariots. I will destroy the cities of your land and tear down all your strongholds. I will destroy your witchcraft and you will no longer cast spells. I will destroy your carved images and your sacred stones from among you; you will no longer bow down to the work of your hands. I will uproot from among you your Asherah poles and demolish your cities. I will take vengeance in anger and wrath upon the nations that have not obeyed me.”

God will root out any dependence we show upon things that He has not reestablished or ways that He has not directed. The Book of Micah teaches us the key lessons in faith. Faith is a choice not ability. Many of God's promises have been so astounding that we have not been able to understand and even to believe them. We can always choose to fully believe and commit to His Word. Micah 2:7 says,

“Should it be said, O house of Jaceb: IS the Spirit of the LORD angry? Does he do such things? Do not my words do good to him whose ways are upright?”

God's Word always accomplishes what it says it will be. The Book of Micah gives us the ‘Keys to Wise Living’. Wisdom teaches all Christ followers to accept the Lord's assessment of mankind. Chapter 2:11 declares,

If a liar and decevier comes and says, I will prophesy for you plenty of wine and beer, he would be just the prophet for this people!”

This Scripture warns us that only listening to what we want to hear breeds disobedience and ungodliness. The Book of Micah teaches some powerful lessons regarding spiritual leadership. In chapter 3:5-7 says,

“This is what the LORD says: As for the prophets who lead my people astray, if one feeds them, they proclaim ‘peace’; if he does not, they prepare to wage war against him. Therefore night will come over you without visions, and darkness, without divination. The sun will set for the prophets, and the day will go dark for them. The seers will be ashamed and the diviners disgraced. They will all cover their faces because there is no answer from God.”

Truly this book has much to say to us as Christ followers in these days. The book has much to contribute to our ongoing relationship with the LORD. We are encouraged to seek to be like Him. Truly may we turn our eyes upon Jesus and find that the things of the earth are growing strangely dim in the night of His glory and grace.

Sabtu, 13 Februari 2010

Kasih Allah & Roh Kudus

Bagaimana kita tahu bahawa Allah mengasihi kita?
Bagaimana kita boleh mengasihi Allah yang tidak kelihatan?
Bagaimana kita boleh saling mengasihi dengan kasih iaitu sifat Allah?
~ Untuk menjawab semua soalan ini, kita perlu memahami hubungan di antara kasih dan Roh Kudus.

1. Kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus
Roma 5:5 Harapan itu tidak mengecewakan kita, kerana Allah sudah mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita. Allah melakukan hal itu dengan perantaraan Roh-Nya, yang sudah dikurniakan-Nya kepada kita.
~ Roh Kudus adalah saluran kasih Allah yang terikat di antara Allah dengan kita.

2. Kasih adalah sikap Roh Kudus
Roma 15:30 Demi Tuhan kita Yesus Kristus, dan demi kasih yang dikurniakan oleh Roh Allah, aku menggesa kamu supaya kamu berdoa dengan tekun kepada Allah bersama-sama aku, untukku.
~ Kita harus berdoa demi Tuhan kita Yesus Kristus dan demi kasih yang dikurniakan olah Roh Allah.

3. Kasih adalah Roh Kudus

Galatia 5:22-23 Sebaliknya, inilah hasilnya jika orang dipimpin oleh Roh Allah: Mereka Saling mengasihi, bersukacita, hidup rukun, sabar, berbudi, baik hati, setia, rendah hati, dan dapat mengawal diri. Tidak ada hukum yang melarang perkara-perkara seperti itu.
~ Kasih adalah buah yang baik oleh karya/pekerjaan Roh Kudus.

4. Orang yang percaya boleh saling mengasihi dengan kuasa Roh Allah
Kolose 1:7-8 Kamu mendengar hal itu daripada Epafras, rakan sekerja yang kami kasihi. Dia bekerja untuk Kristus bagi pihak kami dan dia dapat dipercayai. Dia memberitahu kami bahawa dengan kuasa Roh Allah kamu dapat saling mengasihi.
~ Kasih orang-orang percaya boleh diperlihatkan dalam Roh Kudus.

Kesimpulan:
2 Korintus 5:14 Kami dikuasai oleh kasih Kristus; kami sedar bahawa satu orang, iaitu Yesus Kristus sudah mati untuk semua orang. Hal ini bererti bahawa semua orang juga sudah mati secara rohani.
~ Kita telah mati dan bangkit bersama Kristus dalam hidup yang telah ditransformasikan oleh kasih Kristus iaitu hidup baru dalam Kristus.

(Rev. Daniel Jung's sermon; edited by Yohanes Saile)
- Firman Allah dipetik dari Alkitab terjemahan Berita Baik

Rabu, 6 Januari 2010

Proses Natal dalam Hidup


Lukas 1: 26-38

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
****************************************************

Apakah maksud tema ini? Maksudnya adalah “membenarkan Yesus Kristus lahir (Natal) dalam hidup kita”. Ramai orang Kristian sekarang sudah tahu apakah erti sebenar Natal itu.

Natal = Kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia.

Sudahkah Kristus lahir dalam hidupmu? Bagaimana kelahirannya berlaku? Bagi soalan 1, ramai orang akan jawab ya. Tetapi untuk soalan ke 2 hanya sedikit sahaja orang yang tahu/ faham bagaimana proses kelahiran itu berlaku. Mari kita belajar dari peribadi Maria, bagaimana dia telah membenarkan Kristus iru lahir dalam hidupnya.

Mempunyai persoalan dalam hatinya (ayat 29)

Setiap orang pasti ada persoalan di dalam hidupnya. Ada yang dapat di jawab dan ada juga yang tidak terjawap tetapi dapat dijawab oleh firman Allah yang hidup. Apakah persoalan dalam hati manusia yang boleh membenarkan Kristus lahir dalam hidup kita? Jawapannya senang iaitu apakah tujuan hidup ini? Mengapakah kita dilahirkan dan hidup? Hidup kita ada tujuan. Seperti Kristus, Dia dilahirkan untuk mati di atas kayu salib supaya dosa kita di hapuskan. Apabila kita mempunyai persoalan dalam hidup dan mahu mencari kebenarannya, pada masa itulah proses Natal itu berlaku / Kristus Yesus lahir dalam hidup kita. “Kerana Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup”. Kita beruntung kerana kita tahu kepada siapa kita perlu datang apabila kita mengalami banyak masalah. Ingatlah kata Tuhan Yesus, “mintalah maka akan diberikan kepadamu”. Ini buktinya Tuhan Yesus akan menjawab dan menyelesaikan setiap masalah dan persolan yang kita hadapi apabila kita datang dan minta pertolong dari-Nya.

Mempunyai persoalan yang terus menerus (ayat 34)

Tidak cukup hanya 1 / 2 persoalan sahaja yang perlu ada dalam hati kita, tetapi perlu banyak persolan dan ianya terus menerus sampai kita jumpa/tahu kebenarannya. Tuhan suka apabila kita mempunyai seribu 1 macam persoalan. Kenapa Tuhan seperti suka sahaja kita mempunyai banyak persoalan? Ini kerana supaya kita bersandar terus kepada-Nya. Maria dan Yusuf sama-sama mengalami persoalan iaitu:

Maria = Bagaimana ianya boleh berlaku? Bagaimanakah saya akan berhadapan dengan orang lain? Apakah saya akan dihukum?

Yusuf = Kenapa ianya boleh berlaku? Siapakah Bapa kepada Anak ini? Apa yang perlu saya lakukan?

Persoalan ini mengheret Yusuf ke jalan yang buntu iaitu dia mahu menceraikan Maria tetapi secara diam-diam. (Mat1:19 – Tulus hati = Dikaios – Yunani / orang yang sangat menitik beratkan hukum agama & kebudayaan – Tindakan ini dipandang tinggi oleh masyarakat pada waktu itu dan merupakan tindakan yang baik di hadapan Tuhan). Dalam beberapa tafsiran, Yusuf telah diberikan penglihatan oleh Tuhan di mana dia dan beberapa orang yang lain telah membunuh (merejam) Maria.

Menceraikan = menurut adat orang Yahudi (orang yang baru bertunangan tetapi sudah mengandung tanpa mengetahui siapa bapanya akan dihukum mati)

Sebenarnya Yusuf sangat mengasihi/mencintai Maria tetapi tindakannya bertentangan dengan hatinya kerana dia hanya mencari kemuliaan daripada orang lain. Oleh kerana persoalan Yusuf, Allah telah menjawabnya dengan membuatkan Yusuf lebih mengasihi Maria daripada hukum/adat Yahudi dan Allah telah menguatkan Yusuf dengan memberikan penerangan kepadanya tentang Anak yang akan dilahirkan itu.

Percaya dan berserah (ayat 38)

Akhirnya Maria dan Yusuf berserah dan percaya kepada apa yang telah malaikat itu beritahu. Maria tidak banyak soal melainkan percaya sahaja. Begitu juga dengan Yusuf yang terus sahaja membatalkan niatnya dan menerima Anak itu sebagai anaknya. Kita juga perlu bertindak seperti Maria & Yusuf. Kita tahu bahawa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Alkitab adalah firman-Nya. Maka kita perlu percaya dan berserah kepada-Nya. Maksudnya pengharapan dan tempat kita bersandar hanya pada-Nya. Tetapi sangat sedih kerana hanya sedikit sahaja orang yang bertindak seperti Maria. Jangan kata-kata yang manis sahaja keluar dari mulut kita yang membuktikan bahawa Kristus telah lahir dalam hidup kita tetatapi buktikannya dengan perbuatan.

#:

Natal / kelahiran Tuhan Yesus Kristus itu bukan hanya berlaku sekali sahaja dalam hidup kita tetapi ianya berlaku berkali-kali. Apa sebabnya? Kerana pengertian Natal itu adalah seperti ini:

Natal / kelahiran Kristus = Kita memerlukan Kristus dalam hidup kita.

Setiap kali kita datang kepada Kristus Natal itu telah pun terjadi.